Tuesday, October 18, 2011

Business & Leadership Lesson From Mr. Jusuf Kalla

Bulan lalu saya mendapat kesempatan istimewa untuk bertatap muka dan belajar langsung dari Bapak Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden RI dan pengusaha sukses kenamaan yang dimiliki negara ini.

Buku catatan yang saya bawa sampai penuh sesak dengan berbagai macam ide dan wisdom bisnis, kepemimpinan, dan kenegaraan yang beliau uraikan secara lugas dan sangat practical dalam waktu sekitar 90 menit tersebut.

Akan tetapi karena keterbatasan ruang penulisan, kali ini saya akan sharing salah satu pelajaran terpenting yang wajib Anda ketahui selaku business owner/business leader.

Sebagai seorang pelatih bisnis (business coach) saya bertemu belasan bahkan puluhan business leaders setiap minggu. Dan rata-rata businesspeople mengeluhkan beberapa hal yang hampir sama. Salah satu keluh kesah para pebisnis adalah ketidakmampuan SDM perusahaannya untuk mengeksekusi business plan dengan baik dan sesuai target.

Salah seorang klien, yang merupakan eksekutif perusahaan terkemuka tanah air, menyatakan, "Semua strategi sih sudah tergambar jelas di kepala saya, coach. Masalahnya...orang-orang saya tuh ga kompeten dan tidak mampu melaksanakannya. Problem saya bukanlah what to do, saya sudah paham betul apa yang harus dilakukan. Letak weak-link nya adalah di who does it... mereka ini payah semua!"

Nah, saya belajar dari pak JK, bahwa anak buah tak pernah salah. Kalau sampai terjadi bottle-neck, maka yang harus "ditembak mati" adalah pemimpinnya.

Nah, untuk menghindari terjadinya hambatan dan kebuntuan terlaksananya strategi dan rencana, seorang pemimpin wajib memiliki dua skill kunci ini:

1. Defining Clear Objectives.
Seorang pemimpin harus mampu memberikan arahan yang jelas, sederhana, dan terukur kepada anak buahnya. Sedemikian jelas dan terukur sehingga tidak mungkin tidak dipahami. Sesuatu yang dimengerti akan mudah dilaksanakan, dan akhirnya meraih hasil yang diinginkan.

Arahan yang ruwet dan tidak terukur hampir pasti berujung kepada tidak terlaksananya perintah tersebut, atau yang lebih parah lagi, terlaksana setengah-setengah dengan banyak kesalahan di sana-sini. Akibatnya, sang pemimpin harus kerja dua kali untuk mengkoreksi kesalahan anak buahnya.

2. Influencing People.
Secara khusus yang dimaksud adalah kemampuan untuk mempengaruhi (bukan memaksa) anak buah Anda untuk melakukan hal yang tidak mereka sukai demi tercapainya tujuan bersama.

Untuk mencapai tujuan harus ada tindakan yang selaras dengan arah tujuan tersebut. Permasalahannya, tidak semua action list tersebut mudah dan nyaman dilaksanakan. Banyak orang akhirnya ragu-ragu bahkan menolak bertindak karena apa yang harus dikerjakan berada di luar comfort zonenya.

Nah disinilah diuji kepiawaian sang pemimpin untuk membuat orang mau melakukan apa yang tidak nyaman demi mencapai hasil yang menguntungkan semua pihak. Bagaimana seseorang dapat mengorbankan ego untuk kepentingan yang lebih besar dan jangka panjang.

Dan yang terpenting... setelah melakukan 2 hal tersebut seorang pemimpin harus berani untuk tidak ikut campur dalam pekerjaan anak buahnya, namun juga berani bertanggung jawab akan kesalahan anak buahnya seandainya terjadi sesuatu yang salah dan merugikan.

Saya yakin ilmu kepemimpinan ala Jusuf Kalla ini bermanfaat untuk Anda. Selamat berlatih dan mempraktekkannya!

Salam FUNtastic!
HB.

No comments:

Post a Comment