Friday, September 16, 2011

"Cool? Make it cooler.
Fast? Make it faster."
Steve Jobs

Steve Jobs (atau sekarang namanya menjadi "Steve Jobless") pensiun sebagai CEO Apple Inc.dengan  menempatkan perusahaan tersebut sebagai yang terbesar ke-2 di seluruh dunia. Hanya perusahaan minyak Exxon yang melampaui ukuran Apple saat ini.

Dan prestasi tersebut dilakukan dengan sangat cantik, disertai banyak filosofi dan keputusan bisnis yang nyeleneh di luar kebiasaan banyak pebisnis yang lain. Alhasil, Apple Inc. bukan hanya "menciptakan" produk-produk, namun jauh di atas itu, mereka mentransformasi pasar dan industri secara keseluruhan.

Salah satu "kebiasaan" Steve Jobs adalah melakukan kanibal terhadap produknya sendiri. Mereka terus menerus menciptakan inovasi baru yang membunuh inovasi sebelumnya. For the record, produk yang "dimakan" tersebut seringkali juga adalah sebuah mega-hit, produk yang sangat sukses di pasaran.

Anda pasti masih ingat, ketika Ipod sedang merajai pasar pemutar musik dunia dengan worldwide market-share lebih dari 65%, dengan entengnya mereka meluncurkan IPhone. IPod dikerdilkan dengan hanya menjadi sebuah ikon kecil di sudut kiri bawah layar IPhone. Pangsa pasar Ipod, meskipun tidak habis total, tergerus secara signifikan oleh "adik"nya sendiri.

Isn't that interesting??

Nah, sekarang mari kita bahas bisnis Anda.

Seberapa sering kita justru terjebak dalam kesuksesan masa lalu kita. Salah seorang teman baik dan mentor saya Keith Cunningham pernah menegaskan bahwa "Success breeds complacency." Kesuksesan seringkali melahirkan kekakuan berpikir dan ketakutan kehilangan, yang akhirnya menuntun kita kepada stagnansi.

Coba simak pandangan mahaguru dan pelatih bisnis/eksekutif terbaik di dunia tentang persoalan ini:

"What gets you here won't get you there." - Marshal Goldsmith

"The enemy of a great business is a good business." - Jim Collins

"Business is either growing - or dying. There can be never a stagnant situation." - Brad Sugars

PR (home-fun) buat Anda: 

Tuliskan segera 10 kesuksesan masa lalu (baik produk, metode, mau pun strategi) yang pernah menghasilkan banyak uang buat Anda, namun tanpa disadari,  telah kadaluwarsa untuk saat ini.

Have a fun weekend!
HB.


Thursday, September 15, 2011

Growing Faster by Controlling Less.

The ability of doing nothing, while achieving many things 
is what separates great entrepreneurs (executives) 
from the busy mediocre self-employed group.
Han "Tiger" Budiyono


William Soerjadjaja, lebih dikenal dengan Om William atau Om Willem, adalah sosok yang banyak dikagumi dan menjadi inspirasi para eksekutif modern. Pendiri Astra International ini diakui kualitasnya sebagai pebisnis unggulan Indonesia yang mampu bersaing di skala internasional.

Berikut adalah sebuah kisah yang sering diceritakan oleh Om William kepada para eksekutifnya, yaitu sebuah petikan wawancara beliau dengan seorang calon karyawan Astra.
Om William: "Kamu bisa pegang mesin?"
(Calon) karyawan: "Tidak om..."
OW: "Wah, sayang banget, tadinya saya mau taruh kamu di pabrik. Kalau begitu, bisa pembukuan?"
CK: "Maaf, tidak juga om..."
OW: "Kalau bisa, saya mau tugaskan kamu sebagai akuntan. Ya sudah, bisa jualan?"
CK: "Wah..apalagi jualan om.. saya juga ga bisa.."
OW" "Hmm...padahal saya ingin taruh kamu di bagian sales atau marketing kita.. Sayang sekali... Ya sudah deh, kalau begitu saya nurut kamu, emang kamu bisanya ngapain?"
CK: "Mmm..ga bisa apa-apa om..."
OW: "Bagus! Kalau begitu saya angkat kamu jadi DIREKTUR!"

Saya tidak tahu pasti apakah kisah tersebut benar terjadi atau hanya guyonan On William saja. Tapi yang jelas, banyak kebijaksanaan yang bisa kita pelajari dari cerita Om William tersebut.

Mayoritas pemilik bisnis adalah control freak. Mereka seringkali tidak tenteram hati kalau tidak turun sendiri dan mengerjakan semuanya dengan kedua tangannya, atau sedikitnya mengawasi jalannya proses dengan mata kepala sendiri. Alasan terbesar yang diungkapkan adalah karena "kalau bukan saya, pasti hasilnya tidak akan sempurna.." atau "belum ada (tidak ada) anak buah saya yang bisa bekerja sebaik saya.." dan kalimat-kalimat sejenis ini.

Namun, berdasarkan pengalaman saya dalam membimbing serta bekerja sama dengan ratusan pemilik bisnis, saya mengambil satu kesimpulan bahwa Growth dan Controls bekerja saling berlawanan. Makin banyak controls makin lambat growth, dan sebaliknya. Itulah yang akhirnya membuat banyak business owners mengeluh bahwa mereka sudah bekerja keras, namun bisnisnya seolah jalan di tempat.

Jika ingin mendobrak "tingkap pembatas" bisnis, ada beberapa business skills yang harus Anda kuasai dengan sangat-sangat baik, yakni:
1. Kemampuan memilih dan merekrut orang yang tepat, 
2. Kemampuan mendelegasikan tugas, dan
3. Kemampuan untuk tidak ikut campur selagi orang kepercayaan Anda menjalankan tugasnya.

The ability of doing nothing, while achieving many things is what separates great entrepreneurs (executives) from mediocre self employed. Banyak orang hanya memiliki busy-ness yang membuatnya sibuk bukan kepalang tapi tidak meraih banyak. Seorang pengusaha unggulan paham betul bahwa "skor" permainan bisnis tidak ditentukan oleh seberapa sibuk Anda, tapi sejauh mana Anda membawa perusahaan Anda melangkah.

Well... are you ready for faster growth?

Have a great week!
HB.